Panen Lobster

Kisah dari Indonesia berkenaan teknik memerangkap Lobster Air Tawar - yang kita panggil di sini sebagai udang galah. Bagi yg tak faham, sila rujuk dengan Niazor. Moh kita terai kat Sg Pahang atau Sg Kuantan...

Banyak teknik-teknik yang dikembangkan dalam panen lobster air tawar ini. Dengan kita mengerti tingkah laku lobster ini maka banyak cara penangkapan yang dapat kita kembangkan.

Flow Trapping

Flow Trapping merupakan teknik yang umumnya dipakai untuk panen pada kolam besar karena dengan dengan flow trapping dapat menghemat waktu untuk menangkap lobster yang akan dipanen. Flow trapping ini biasanya dilakukan pada malam hari dengan harapan pada pagi harinya hasil tangkapan tersebut sudah dapat dipilah (sortir). Sifat lobster yang terus mencari air yang lebih segar dari air yang ada pada kolam menjadikan flow trapping ini dapat dilakukan.
Perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan flow trapping :

1. Kotak penampung lobster yang akan di tangkap yang tingginya sekitar 30cm.

2. Papan dengan lebar sekitar 10-15cm dan panjang 50cm.

3. Aerasi

4. Selang air

Pada saat akan dilakukan flow trapping air yang ada pada kolam kita turunan hingga setinggi 2cm dan umpetan juga dikeluarkan dari kolam. Kemudian kita tempatkan kotak yang akan menjadi penampungan ini di sisi-sisi kolam. Jumlah penampung ini dapat disesuaikan dengan luas kolam. Untuk kolam ukuran 2m2 dapat ditempatkan 2 flow trapping pada kedua sisi yang berbeda. Papan peluncur itu ditempatkan pada satu sisi dengan bentuk seperti papan luncur atau biasanya disebut plosotan. Ujung papan yang menempel pada kotak tersebut harus sedikit lebih ke dalam kotak tersebut dengan tujuan bila lobster dapat terjatuh ke dalam kotak tersebut. Dalam kotak penampung tersebut kita tempatkan satu aerator untuk mencegah kekurangan oksigen di dalam kotak penampung.

Setelah kita memasang flow traping, dengan pelan-pelan air kita alirkan ke ujung papan luncur tersebut sehingga air turun mengalir ke dasar kolam melalui papan tersebut. Dengan adanya air segar atau air baru yang mengalir ke dalam kolam maka lobster yang mempunyai naluri mencari air segar akan mengikuti sumber air yang ada. Karena air dialirkan dari atas papan maka lobster akan berusaha memanjat ke sumber air tersebut. Pada saat lobster tersebut telah mencapai atas papan tersebut maka lobster ini akan jatuh ke dalam kota tersebut.

Untuk mencegah lobster tersebut kabur kembali ke kolam maka air yang ada pada kotak tersebut janganlah terlalu tinggi. Karena air terus mengalir ke dalam kolam maka lobang pembuangan air juga harus tetap terbuka untuk mencegah air penuh kembali.

Perangkap Tikus

Panen ini sebut perangkap tikus karena bentuknya mirip dengan perangkap tikus yang biasa kita lakukan di rumah kita. Namun untuk pintu perangkap ini kita ganti dengan corong seperti mulut botol dengan tujuan lobster yang masuk tidak dapat keluar kembali. Perangkap ini juga dapat dijadikan sebagai alat pemilahan dengan memilih lobang yang besarnya sesuai dengan ukuran lobster yang kita inginkan.

Sebagai umpan agar lobster masuk ke perangkap kita dapat mengunakan keong mas atau ikan yang sebelumnya telah dibakar agar aromanya dapat memancing lobster untuk memakan. Agar umpan ini dapat efektif maka lobster tersebut perlu dipuasakan 1 hari sebelumnya. Dan umpan yang ada pada perangkap tersebut harus dibuat cukup sehingga umpan yang telah dimakan masih tersedia untuk lobster yang lainnya.

Panen dengan cara perangkap tikus ini air kolam tidak perlulah dikuras atau diturunkan. Dan untuk lebih efektif, perangkap ini dapat dipasang satu untuk setiap meter persegi dan dalam selang waktu setiap jam kita dapat mengangkatnya untuk mengeluarkan lobster yang terperangkap. Namun kalau kita tidak memiliki waktu kita dapat melakukan dengan meletakkannya pada pagi hari dan dipanennya pada malam hari.

Banyak teknik yang telah dikembangkan dalam perangkap ini yang selebihnya dapat dilihat di situs http://www.terrybullard.com/CrawfishMain.html
© www.budidayalobsterairtawar.com